Sabtu, 18 Juni 2011

SATU TAHUN ARIEF & UDOH

Satu tahun telah kita lalui,banyak kenanagan yang udah kita lewati banyak juga pelajaran yang kita dapatkan...

Pahit manis telah kita lewati dengan sangat berat,,kadang kala kita harus terjatuh dan harus bangun kembali demi sebuah cita n cinta yang utuh.

Berbagai rintangan dan hambatan telah kita lewati,kadang di ujung perjuangan kita sering kali arogan dengan apa yang telah kita capai tapi 1 tahun bukan lah waktu yang singkat bukan pula waktu yang lama tapi ini adalah awal dari jalan panjang yang hendak kita lalui,persiapkan lah diri kita untuk melewati pintu gerbang kedua ketiga,keempat dan munkin masih ada seribu pintu yang hendak kita lewati.

Perjalanan kemaren adalah tolak ukur untuk menhadapi hari esok,jalan terjal mungkin akan kita hadapi begitupun jurang yang curam mungkin akan kita lalui,bersiaplah sayang, bersiaplah untuk menghadapi itu semua.

Ego akan jadi bagian dari jalan panjang ini, maka biarkan lah ego itu jadi penghias dalam setiap persinggahan, sisipkan lah pertengkaran-pertengkaran dalam setiap kesempatan kita karena itu akan jadi hiasan yang sangat indah, ketika kita mengenang itu semua.

Peperangan yang sering kita lakukan sungguh sangat menguras energi tapi dalam setiap peperanagan itu kita selalu mengambil hikmah dari semua itu,dalam perang kita tak pernah ada yang namanya menang atau kalah karena kita sama-sama jadi pemenang,, ada dua hal yang kita dapatkan selain kita menang tapi kita pun juga kalah, karena kita di kalahkan oleh ego dan napsu belaka.

Bukan hanya kata2 tapi tidakan pun jadi sebuah tolk ukur buat kita jadikan pelajaran yang berharga..
19 juni adalah awal kita mengikrarkan sebuah ikatan cinta..semoga di mulai dari hari ini kita bisa bangun dari tidur panjang yang melelahkan..


amieeeen
@[100002373337205:Arief Rachman Al Hasaan II] dan @[100000517039966:Udoh Arif Rachman]

Jumat, 17 Juni 2011

TENTANG SEBUAH PERJALANAN PANJANG

Ketika kaki hendak kita langkahkan maka kita akan berfikir sebenarnya kemana tujuan kita ini. Setiap langkah demi langkah kita akan di dekatkan ataukah malah kita akan di jauhkan dari tujuan yang hendak kita tuju.

Semua itu tergantung pada diri kita semua jawaban ada pada otak kita karena yang tau semua itu sesungguhnya adalah diri kita sendiri, bukan teman, saudara, adik, kaka, juga bukan pula rang tua kita.

Yang tahu semua itu adalah diri kita sendiri karena sesungguhnya baik buruk itu ada pada diri kita, bukan ada pada siapapun, kebaikan yang kita lakukan bukan lah jaminan untuk mendafatkan julukan si orang baik, karena nilai kebaikan itu relatif,dimata kita baik tapi ingatlah belum tentu itu semua baik di mata orang lain.
tapi sudah lah lupakan penilaian dari orang lain karena sesungguhnya mereka tidak akan pernah tau siapa sebenarnya kita ini dan apa yang hendak kita capai dalam hidu ini mereka pun tidak akan pernah tau, belajarla jadi orang yang tidak selalu mengharapkan penilaian karena nilai bukan hasil ahir yang hendak kita raih,tentunya sebuah ketenangan batin dan kedamaian lah yag jadi tujuan dalam kehidupan ini.

Berharap lah pada sesuatu yang mungkin akan terjadi tapi ingat jangan terlalu berharap pada semua itu karena harapan sering kali jadi momok yang menakutkan buat kita, ketika harapan kita tak terwujud maka sering kali kita merasa putus asa dengan perjuangan yang selama ini kita lakukan, inilah yang menyebabkan seseorang tidak mau lagi menjalankan prinsip hidup yang selama ini dia pegang orang akan semakin goyah keimanannya ketika iya terjatuh dari harapan yang terlalu tinggi.

Ketika kita belajar jadi orang yang bisa di banggakan oleh orang lain dan ketika kebanggan itu telah kita raih maka jangan sekali-kali kitaterlena dengan semua itu karena itu bisa jadi boomerang untuk diri kita.
hmmmm.....itulah sebagian dari sebuah pesan yang selalu aku terima dari hati nurani ku hingga membuat aku merasa kuat dan tabah menhadapi setiap cobaan dalam hidup ini, aku hanyalah manusia biasa juga menharapkan sebuah kedamaian dalam hati dan pengakuan dari dunia kalau aku memang ada dan siap bertempur melawan kerasnya persaingan di dunia, aku juga ingin di perhitungkan layaknya orang yang punya semuanya " punya harta dan tahta ", yaaa...dengan semua itu mereka hidup, mereka laksana nahkoda yang mampu memutar arah haluan kemanapun yang mereka inginkan.

Aku bukan lah siapa-siapa bukan juga orang yang bisa di andalkan karena aku tak punya apa-apa, tapi sebuah harapan dan keinginan selalu membangunkan ku dari keterpurukan, mereka selalu memberikan motivasi yang tiada henti yang selalu mengalir dalam setiap aliran darahku dan hembusan napasku.
mungkin hanya karena mereka aku mampu bertahan, semaua orang tak lagi peduli denag apa yang aku perjuangkan hari ini, mereka hanya selalu menuntut dan selalu menuntut hingga jalan yang akan ku lalaui menjadi gelap oleh debu-debu keraguan.

Aku terlahir dari sebuah keluarga miskin di ujung pulau jawa,sebuah desa terakhir dar propinsi banten nun jauh di sana. dari desa terpencil itu lah aku di kenalkan dengan dunia luar yang keras ini aku di berikan pendidikan yang penuh dengan keterbatasan tidak seperti di kota-kota mereka di berikan pendidikan tentang bagaimana cara menghitung uang dengan cepat, tentang bagaimana cara mendapatkan uang dengan cepat dan tidak peduli lagi halal atau haramkah uang itu, bagaimana dengan ku.? aku di berikan pendidikan tentang bagaimana cara bercocok tanam, bagaimana cara menggembalakan kamibing dan kerbau, dan aku pun dididik tentang bagaimana cara membajak sawah dengan kerbau ini lah pendidikan yang pertama aku teriam, setiap pagi bukan susu yang aku minum tapi hanya segelas wedang anget dan kopi pahit, bukan pula selembar roti dan selai dari strobery tapi hanya sepiring nasi goreng dan krupuk sebagai pelengkapnya sungguh ironi memang bila di bandingkan dengan orang kota yang hidup berkecukupan.

Pada 11 novenber 1989 aku mulai menghirup udara luar, udara yang penuh dengan aroma-aroma peperangan dan persainagan demi mendapatkan sebuah ambisi yang tak pernah mati, lalu aku mulai di kenalkan dengan berbagai macam keduniawian, pertama kali aku di kenalkan dengan tangan kasar seorang dukun anak atau dalam istilah bahasa sunda paraji yang artinya dukun beranak, hmzzz..saat itu belum ada yang namanya bidan apalagi dokter kalau pun ada mungkin bukan lah untuk kalangan seperti aku,untuk makan aja susah apalagi untuk membayar bidan, selain itu mereka lebih percaya kepada dukun anak dari pada pada bidan maupun dokter, selain karena tradisi juga karena faktor ekonomi.

Aku pun menyambut alam baruku dengan suka cita dengan tangisan yang mengisyaratkan rasa syukur dan ucapan terimakasih pada tuhan yang maha esa dan ibu ku yang selama 9 bulan menjaga ku dengan baik, dan tentunya pada parazi itu karena tanpa bantuan dia ibu akan kesusahan mengeluarkan ku dari rahimnya.

Aku di besarkan dengan keringat dan tangan-tangan kasar ayah dan ibu ku, aku di didik untuk jadi orang yang selalu punya impian, punya cita-cita, dan punya tujuan hidup karena aku kelak akan jadi tulang punggung keluarga,mereka selalu menanamkan rasa tanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan. karena dengan tanggung jawab kita akan jadi orang yang bisa di andalkan. sebagai seorang kakak dan harapan keluarga aku selalu berusaha agar aku bisa jadi kebanggaan mereka.

Aku masih ingat di suatu malam ketika aku hendak tidur ibuku ada di sampingku di kamar kecil berukuran 3X3  meter di tempati oleh 3 orang,aku,ibu dan adikku yang paling bungsu ibu ku menceritakan tentang perjalanan ayahku, setiap dia akan menutup cerita itu ibu ku selalu membisikan sepenggal kalimat " nak kelak kau akan jadi tulangpunggung keluargamu,setelah bapak dan ibu tidak lagi mampu memberikan kalian sebuah pendidikan maka kamu akan jadi tumpuan untuk adik-adikmu,kamu adalah harapan kelaurga yang kelak nanti akan jadi panutan untuk adik-adikmu."

Sebuah pesan yang ringan dan mudah di cerna namun sarat dengan makna yang sangat dalam tentang sebuah pengharapan dan dengan itu semua aku merasa di berikan tanggung jawab lebih kepada keluarga ku. aku merasa terbebani dengan kata-kata itu, tapi ibuku kembali selalu bercerita tentang orang-orang terdekatnya yang sekarang sudah bisa jadi orang yang berhasil.
 
Yaaa....buat ku beban itu adalah motivasi untuk terus berjuang demi sebuah pembuktian kalau aku pun bisa jadi orang yang bisa di andalkan dari keluarga ku, dari situlah aku selalu menekankan dalam diriku dalam batinku kalau aku harus bisa apaun yang terjadi aku harus bisa.(arsip pribadi)